Sudah hampir seminggu lebih seluruh stasiun televisi sibuk membicarakan perang yang terus kembali terulang dari tahun 1948 di Palestine tepatnya di jalur gaza yang selalu terjadi konflik yang sudah akut. Setiap kali perang itu mulai kambuh dunia pun ikut kambuh dengan kesibukan pembelaan kemanusian yang begitu bersemangatnya dan geram terhadap ketidakmampuan kedua belah pihak untuk berdamai. Seluruh dunia gerah dengan kecacatan mental para pemimpin muslim yang seharusnya bisa secara bijaksana gemana caranya membela sesuatu yang benar? Bukan hanya melihat kepentingan-kepentingan Negara sendiri dengan mengorbankan Negara lain yg notabene saudara kita sendiri sebangsa dan seiman.
Semua heboh mengecam, mengutuk, dan sampai memboikot segala hal yang berbau dengan israel beserta ante-anteknya. Dari masyarakat umum, aktivis, bahkan sampai mahasiswa yang awam tidak
mengerti permasalahanya merasa iba melihat pembantain, penindasan, perusakan sampai pencaplokan negara yang telah memberikanya kehidupan yang layak dan meberikan identitas di
mata dunia.
Terjadi pergolakan dan pertentangan hebat dari berbagai negara. Bahkan seorang penguasa negara sosialis yang notabene seorang katolik roma berani bersuara lantang untuk mendukung palestin dan mengecam israel dengan langsung menarik duta besarnya untuk keluar dari Israel dan mengusir dubes israel di venezuela. Dukungan dari berbagai pihak begitu terasa dari lintas negara sampai agama, menujukkan reaksinya karena persoalan ini bukan hanya masalah agama bahkan lebih dari itu yaitu persoalan kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, kemanusian dan kebiadaban. Tapi bagaimana dengan penguasa muslim yang seharusnya mempunyai kewajiban untuk selalu mendukung saudara kita?!
Rasulullah SAW menyatakan,
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang dan ikatan emosional ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, mengakibatkan seluruh anggota tidak dapat istirahat dan sakit panas.” [HR. Bukhari]
Lalu apa yang engkau rasakan Wahai Husni Mubarok, dimana Islammu, dimana Qur’anmu, mengapa engkau
mendukung Israel dan menutup jalur Rafah?
Wahai raja Abdullah, mengapa engkau diam dan bersembunyi? Dimana
jubahmu, dimana Islammu, dimana Qur’anmu? Mengapa engkau mendukung
zionis Israel musuh Allah swt?
apakah dengan seperti ini kita pantas memprihatinkan palestine?! No… seharusnya mereka dan kita yang pantas di kasihani, orang-orang yang apatis dan menutup mata dengan melihat keadaan dunia seakan palestine berada jauh di planet luar yang susah terjangkau. Dimata Allah palestine adalah syuhada yang akan masuk surga tanpa hisab. Terus bagaimana dengan kita yang tidak bisa berjihad at least dengan sedikit waktu untuk berdakwah membela agama Allah, kita sibuk dengan hal-hal dunia, dengan hanya mengejar nilai tinggi namun hati mati, atau hanya mengklaim bahwa Indonesia masih susah jadi, ngapain mikirin yang jauh. So what?! Selagi kita bisa melakukan hal yang terkecilpun, pasti tuhan akan membalas semua itu sekalipun sekecil biji zarah. Entah dengan memberikan dukungan moril, mencari-cari info baru tentang palestine, atau hanya bisa menyisihkan dana. Semua bisa kita lakukan, tidak ada yang percuma sekalipun bangsa palestine tidak merasakan langsung apa yang kita lakukan tapi mereka merasakan bahwa dunia ini tidak diam dan mereka tidak sendiri. Sekalipun polisi dunia disfungsi, dewan keamanan pbb impoten, negara super power yang katanya pencetus HAM dunia masih dislexia terhadap yang benar dan salah, bahkan sahabatnya (penguasa muslim) sekalipun menikam dari belakang
Andai saja seluruh penguasa muslim mampu bersatu dan bertindak tegas terhadap negara adidaya untuk sepenuh hati membantu palestine. Mungkin dengan embargo minyak timur tengah ke US secara Arab saudi memiliki 284 milyar barel, iran 136 milyar barel, sedangkan AS hanya 21 milyar barel itu adalah absolute advantage yang kita miliki apalagi ditambah seluruh anggota OPEC bersatu dan ini sudah memukul telak negara yang katanya besar.
Lalu apa lagi yang kita takutkan?!
Lalu siapa yang harus kita prihatinkan?!
Dept.Syiar
LDK IKMI (Ikatan Keluarga Muslim Indonusa)
A. buana yusren
January 8, 2009
Categories: Uncategorized . . Author: achibuanayusren . Comments: 2 Comments